nerdsprod.com – Seekor kucing bernama “Fluff” di Inggris berhasil memecahkan rekor sebagai kucing dengan berat 10,2 kilogram—menjadikannya kucing domestik terberat yang pernah didokumentasikan secara resmi. Pemiliknya menyadari bahwa Fluff mulai mengalami kesulitan bergerak dan sering terengah‑engah saat naik tangga, sehingga dibawa ke dokter hewan untuk pemeriksaan. Dokter menemukan bahwa selain berat badan berlebih, Fluff juga mengalami resistensi insulin dan pembengkakan sendi akibat beban yang tidak normal. Fluff kemudian menjalani program diet intensif selama enam bulan, beralih ke makanan rendah kalori dengan porsi dikontrol, serta rutin berjalan kaki menggunakan harness bersama pemiliknya demi menjaga mobilitas dan kesehatan sendinya.
Rekor ini penting bukan hanya sebagai catatan dunia yang unik—tetapi juga sebagai pengingat bahwa kelebihan berat badan pada hewan peliharaan bisa membawa dampak kesehatan serius, mirip dengan manusia. Studi mengenai obesitas pada kucing menunjukkan bahwa berat berlebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit seperti diabetes mellitus, osteoartritis, dan penyakit jantung.
Meskipun rekor pencatatan dilakukan melalui asosiasi cat‑breed internasional dan dokter hewan yang memverifikasi berat, pemilik Fluff memutuskan untuk menarik diri dari kompetisi rekor setelah keberhasilan penurunan berat badan, dengan alasan ingin fokus pada kualitas hidup kucingnya.
Kisah ini memancing perdebatan di kalangan pecinta hewan: adakah batas etis untuk menjaga hewan peliharaan demi pecahkan rekor dunia? Sementara sebagian berargumen bahwa pencapaian itu mencuri perhatian terhadap isu obesitas hewan, lainnya khawatir bahwa mengejar rekor bisa mendorong perilaku merugikan hewan. Terlepas dari perspektif mana pun, rekor kucing terberat ini tetap masuk daftar “aneh tapi nyata” dan mengingatkan kita bahwa rekor dunia sering membawa kisah di balik angka—yang kadang penuh pelajaran.
