Manuskrip Rohonc, Buku Misterius yang Belum Terpecahkan

nerdsprod.com – Manuskrip Rohonc (juga dikenal sebagai Codex of Rohonc atau Rohonczi Codex) adalah salah satu artefak paling membingungkan dalam sejarah kriptografi dan filologi. Buku kecil berukuran 12 x 10 cm ini berisi 448 halaman kertas yang ditulis dengan sistem tulisan tak dikenal, dihiasi ratusan ilustrasi aneh yang tampak seperti campuran simbol agama Kristen, Islam, dan mungkin paganisme. Ditemukan di Hongaria pada abad ke-19, manuskrip ini telah menantang para ahli selama hampir dua abad—dan hingga kini, isinya tetap menjadi teka-teki besar yang belum terpecahkan.

Sejarah Penemuan

Manuskrip ini pertama kali muncul di publik pada tahun 1838, ketika Gustavus Batthyány, seorang bangsawan Hongaria, menyumbangkannya ke Akademi Ilmu Pengetahuan Hongaria di Budapest. Buku itu ditemukan di perpustakaan pribadi keluarga Batthyány di kota Rohonc (sekarang Rechnitz, Austria). Menurut catatan, manuskrip ini mungkin berasal dari koleksi pribadi seorang bangsawan yang meninggal pada awal abad ke-19.

Tidak ada catatan pasti tentang asal-usulnya sebelum masuk ke tangan Batthyány. Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa buku ini bisa jadi bagian dari harta karun yang dibawa pulang oleh tentara Hongaria dari Perang Salib, atau bahkan dari perpustakaan Ottoman setelah Pengepungan Wina pada 1683. Namun, semua itu hanyalah hipotesis tanpa bukti kuat.

Isi dan Ciri Fisik

Manuskrip ditulis pada kertas berwatermark Venesia dari abad ke-16, yang menunjukkan bahwa buku ini dibuat paling lambat pada pertengahan abad ke-16. Teksnya ditulis dari kanan ke kiri (seperti bahasa Arab atau Ibrani), menggunakan 87 simbol unik yang tidak cocok dengan sistem tulisan manapun yang dikenal.

Setiap halaman rata-rata berisi 9–14 baris teks, dan hampir setiap halaman dihiasi dengan ilustrasi kecil yang menggambarkan:

  • Adegan-adegan Alkitab (seperti Yesus di salib, Musa membelah Laut Merah).
  • Simbol-simbol Islam (bulan sabit, bintang).
  • Tokoh-tokoh berpakaian seperti prajurit Romawi, Persia, atau bahkan India.
  • Pemandangan perang, ritual, dan arsitektur yang tidak jelas asal-usulnya.

Jumlah simbol yang relatif sedikit (hanya 87) membuat beberapa ahli menduga bahwa ini adalah sistem stenografi atau abjad fonetik, bukan bahasa alami. Namun, upaya dekripsi dengan metode statistik (seperti analisis frekuensi huruf) selalu gagal menghasilkan teks yang bermakna.

Upaya Dekripsi yang Gagal

Sejak abad ke-19, puluhan ahli dari berbagai negara mencoba memecahkannya:

  • Miklós Jankovich (1840-an): Mengira itu adalah terjemahan Alkitab dalam bahasa kuno Hongaria—gagal.
  • József Budenz (1860-an): Menduga itu bahasa Dacia kuno—gagal.
  • Bernhard Jülg (1880-an): Mengklaim itu adalah tulisan Brahmi dari India—gagal.
  • Otto Gyurkik (1970): Mengatakan itu adalah terjemahan Summa Theologica karya Thomas Aquinas dalam bahasa buatan—gagal total.

Pada tahun 2018, sekelompok peneliti dari Universitas Budapest menggunakan AI dan analisis big data untuk membandingkan pola teks dengan 15.000 bahasa dan dialek. Hasilnya? Tidak ada kecocokan signifikan. Bahkan metode yang berhasil memecahkan Manuskrip Voynich (seperti analisis entropi) gagal total di sini.

Teori-Teori Kontroversial

Beberapa hipotesis paling liar yang pernah diajukan:

  1. Hoax Abad ke-19 Ada dugaan bahwa manuskrip ini adalah pemalsuan cerdas yang dibuat oleh seseorang pada awal abad ke-19 untuk menipu kolektor. Namun, analisis kertas dan tinta menunjukkan usia abad ke-16—terlalu tua untuk hoax modern.
  2. Buku Doa Sekte Gnostik Ilustrasi yang menggabungkan Kristen, Islam, dan simbol pagan membuat beberapa orang menduga ini adalah **buku doa sekte sink…
  3. Kode Militer Ottoman Karena ditemukan di wilayah bekas kekuasaan Ottoman, ada teori bahwa ini adalah manual perang rahasia yang ditulis dalam kode.
  4. Bahasa Buatan (Constructed Language) Mirip dengan bahasa buatan seperti Esperanto, tapi dibuat ratusan tahun lebih awal—mungkin oleh seorang biarawan atau alkemis.

Status Terkini

Hingga November 2025, Manuskrip Rohonc masih belum terpecahkan. Salinan digital lengkap tersedia di situs Akademi Ilmu Pengetahuan Hongaria, dan komunitas kripto-amatir di Reddit serta Discord terus mencoba memecahkannya. Beberapa proyek AI terbaru (seperti yang dikembangkan oleh tim di Rumania) mengklaim menemukan pola berulang, tapi belum ada terjemahan yang bisa diverifikasi.

Manuskrip Rohonc bukan sekadar buku tua yang tak terbaca. Ia adalah simbol dari batas pengetahuan manusia—sebuah pengingat bahwa masih ada rahasia dari masa lalu yang menolak diungkap, bahkan di era AI dan komputasi kuantum. Jika suatu hari berhasil diterjemahkan, ia bisa mengubah pemahaman kita tentang sejarah agama, bahasa, atau bahkan peradaban yang hilang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *