nerdsprod.com – Riyadh, ibu kota Arab Saudi, adalah perpaduan menarik antara modernitas dan warisan sejarah yang kaya. Terletak di jantung Semenanjung Arab, kota ini telah berkembang dari desa kecil berdinding di abad ke-17 menjadi metropolis dinamis dengan populasi lebih dari 7 juta jiwa pada tahun 2022. Nama “Riyadh” berasal dari kata Arab “rawdah,” yang berarti taman atau padang rumput, mengacu pada kesuburan alami di sekitar Wadi Hanifah. Artikel ini akan menjelajahi sejarah, perkembangan, landmark utama, dan daya tarik budaya Riyadh.
Sejarah Riyadh
Riyadh memiliki akar sejarah yang panjang, dengan penyebutan pertama sebagai “Hajr” pada abad ke-3 Masehi, saat menjadi ibu kota provinsi Al-Yamamah yang didirikan oleh suku Banu Hanifa. Pada abad ke-18, Riyadh mulai menonjol sebagai pusat penting di wilayah Najd. Pada tahun 1824, kota ini menjadi ibu kota Dinasti Saud di bawah Turki ibn Abdullah, meskipun sempat dikuasai oleh aliansi Ottoman-Rashidi. Pada tahun 1902, Abdulaziz ibn Saud merebut kembali Riyadh, menjadikannya basis untuk menyatukan Arab Saudi, yang secara resmi didirikan pada tahun 1932 dengan Riyadh sebagai ibu kotanya.
Dari kota kecil berpenduduk kurang dari 30.000 jiwa pada tahun 1930-an, Riyadh telah berkembang pesat. Pada tahun 1940-an, tembok kota asli dihancurkan untuk mendukung ekspansi, dan pada tahun 2025, kota ini menampung sekitar 7,7 juta penduduk, menjadikannya kota terpadat di Arab Saudi dan salah satu yang paling cepat berkembang di dunia.
Perkembangan Modern dan Infrastruktur
Riyadh adalah pusat politik, ekonomi, dan administratif Arab Saudi. Kota ini menampung Majelis Konsultatif (Shura Council), Dewan Menteri, dan Mahkamah Agung, serta 114 kedutaan asing, sebagian besar terletak di Diplomatic Quarter (DQ), yang terkenal dengan arsitektur indah dan ruang hijau. Infrastruktur kota didukung oleh jaringan jalan grid yang dirancang pada tahun 1960-an oleh firma perencanaan kota Yunani, Doxiadis, dengan jalan utama seperti King Fahd Road dan Makkah Road menghubungkan pusat bisnis dan kawasan diplomatik.
Riyadh juga menjadi pusat ekonomi dengan markas besar bank seperti Saudi National Bank dan perusahaan besar seperti SABIC dan Almarai. King Abdullah Financial District adalah salah satu distrik keuangan terbesar di dunia, menegaskan status Riyadh sebagai “ibukota uang” Timur Tengah. Kota ini juga akan menjadi tuan rumah Expo 2030, menandai posisinya sebagai kota global.
Landmark dan Daya Tarik Wisata
Riyadh menawarkan perpaduan unik antara situs bersejarah dan atraksi modern:
-
Masmak Fortress: Benteng tanah liat dan bata lumpur ini adalah simbol ketahanan Saudi. Direbut oleh Abdulaziz ibn Saud pada tahun 1902, benteng ini menjadi titik awal penyatuan Arab Saudi. Sekarang menjadi museum yang menampilkan sejarah kerajaan.
-
Kingdom Centre Tower: Menara setinggi 302 meter ini, dengan Sky Bridge-nya, adalah landmark modern yang menawarkan pemandangan kota yang menakjubkan. Pusat perbelanjaan mewah di dalamnya menarik wisatawan dan penduduk lokal.
-
Diriyah: Situs Warisan Dunia UNESCO ini, yang terletak di pinggiran Riyadh, adalah ibu kota pertama Dinasti Saud. Dengan arsitektur tradisional Najd, Diriyah adalah destinasi budaya yang wajib dikunjungi.
-
National Museum of Saudi Arabia: Terletak di King Abdul Aziz Historical Park, museum ini menawarkan wawasan mendalam tentang sejarah dan budaya Arab Saudi, mulai dari era pra-Islam hingga modern.
-
Riyadh Season: Festival tahunan dari Oktober hingga April ini menawarkan hiburan seperti Boulevard World, Winter Wonderland, dan aktivitas luar ruangan, memanfaatkan cuaca yang lebih sejuk.
Budaya dan Gaya Hidup
Riyadh adalah kota yang kaya akan budaya dengan lebih dari 18.000 masjid dan banyak souk (pasar) tradisional seperti Al-Bathaa, yang menawarkan makanan, penginapan, dan belanja dengan harga terjangkau. Sebagai kota di negara mayoritas Muslim, Riyadh mematuhi norma sosial seperti segregasi gender dan privasi keluarga, meskipun reformasi di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah membawa beberapa kelonggaran, seperti pembukaan bioskop sejak 2018.
Kota ini juga dikenal sebagai “Kota Taman” karena taman-taman hijau seperti Wadi Hanifah, yang telah direvitalisasi menjadi ruang rekreasi yang indah. Kuliner tradisional seperti Kabsa Nejdi dan Mandi Yaman populer, di samping rantai makanan cepat saji internasional seperti McDonald’s dan Starbucks.
Tantangan dan Masa Depan
Meskipun berkembang pesat, Riyadh menghadapi tantangan seperti banjir perkotaan akibat drainase alami yang terganggu oleh urbanisasi. Sekitar 12% wilayah kota memiliki risiko banjir tinggi, mendorong upaya perencanaan kota yang lebih baik. Selain itu, pola jalan grid kota ini kadang dianggap membatasi integrasi komunitas.
Ke depan, Riyadh terus bertransformasi melalui proyek ambisius seperti The Mukaab, sebuah bangunan kubus raksasa yang mampu menampung 35.000 orang, yang menjadi bagian dari visi Saudi 2030 untuk diversifikasi ekonomi dan pariwisata. Inisiatif seperti Future Saudi Cities Programme bersama UN-Habitat juga bertujuan menciptakan pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Riyadh adalah kota yang memadukan warisan sejarah dengan ambisi modern. Dari benteng bersejarah hingga pencakar langit futuristik, kota ini menawarkan pengalaman yang kaya bagi penduduk dan wisatawan. Dengan pertumbuhan populasi yang pesat, investasi besar dalam infrastruktur, dan komitmen terhadap keberlanjutan, Riyadh terus memperkuat posisinya sebagai pusat budaya, ekonomi, dan politik di Timur Tengah. Baik Anda penggemar sejarah, pecinta belanja, atau petualang urban, Riyadh memiliki sesuatu untuk semua orang.