Bleeding Tooth Fungus, Misteri Jamur yang ‘Berdarah’ dari Hutan

nerdsprod.com – Bleeding Tooth Fungus, atau dikenal secara ilmiah sebagai Hydnellum peckii, adalah salah satu spesies jamur paling menarik dan sedikit menyeramkan yang ditemukan di alam. Dengan penampilan yang tampak seperti mengeluarkan tetesan darah merah cerah, jamur ini telah menarik perhatian para penggemar alam, fotografer, dan peneliti. Artikel ini akan mengupas fakta-fakta menarik tentang jamur ini, mulai dari karakteristik uniknya hingga potensi manfaatnya.

Apa Itu Bleeding Tooth Fungus?

Hydnellum peckii adalah jamur dari keluarga Bankeraceae yang memiliki nama-nama populer seperti “Devil’s Tooth”, “Strawberries and Cream”, atau “Red-Juice Tooth”. Nama-nama ini mencerminkan penampilan uniknya, terutama ketika masih muda, di mana jamur ini mengeluarkan tetesan cairan merah yang menyerupai darah dari pori-pori di permukaan tutupnya. Fenomena ini disebabkan oleh proses yang disebut guttation, di mana jamur mengeluarkan kelebihan air yang mengandung pigmen merah bernama atromentin akibat tekanan akar yang tinggi saat lingkungan sekitar sangat basah.

Meskipun terlihat menyeramkan, jamur ini tidak beracun, tetapi rasanya sangat pahit sehingga tidak dapat dimakan. Saat dewasa, jamur ini kehilangan sifat “berdarah” dan berubah menjadi cokelat keabu-abuan dengan penampilan yang jauh lebih biasa dan kurang mencolok.

Ciri-Ciri dan Habitat

Bleeding Tooth Fungus adalah jamur hydnoid, yang berarti menghasilkan spora pada proyeksi menyerupai gigi di bagian bawah tutupnya, bukan insang atau pori seperti jamur pada umumnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utamanya:

  • Tutup (Cap): Berukuran 3-10 cm, sering kali berbentuk corong atau tidak beraturan, dengan warna putih atau merah muda saat muda, dan cokelat saat tua. Permukaannya berbulu halus seperti beludru saat muda, tetapi menjadi halus seiring bertambahnya usia.

  • Batang (Stipe): Pendek, tebal, dan sering kali tertutup oleh serpihan tanah atau jarum pinus. Bagian atas batang juga memiliki proyeksi seperti gigi.

  • Gigi (Teeth): Proyeksi ramping di bawah tutup, berwarna merah muda hingga abu-abu kecokelatan, dengan kepadatan 3-5 gigi per milimeter persegi. Gigi ini adalah tempat produksi spora.

  • Cairan Merah: Tetesan merah cerah muncul pada jamur muda yang lembap, memberikan kesan seperti darah. Cairan ini adalah sap yang mengandung pigmen atromentin.

Jamur ini biasanya ditemukan di hutan konifer, terutama di daerah pegunungan atau sub-alpin di Amerika Utara (terutama Pacific Northwest), Eropa, Iran, dan Korea Selatan. Ia tumbuh di tanah berlumut atau di antara tumpukan jarum pinus, sering kali di dekat pohon seperti pinus, hemlock, atau cemara. Hydnellum peckii memiliki hubungan ektomikoriza yang saling menguntungkan dengan akar pohon, di mana jamur membantu pohon menyerap nutrisi seperti fosfor, sementara pohon menyediakan karbon dioksida untuk jamur.

Penyebaran dan Status Konservasi

Hydnellum peckii memiliki distribusi yang luas, terutama di Amerika Utara dan Eropa, dengan penampakan yang lebih jarang di Iran (2008) dan Korea (2010). Di Amerika Serikat, jamur ini umum ditemukan di Pacific Northwest, tetapi juga muncul di Alaska hingga North Carolina. Di Eropa, keberadaannya semakin langka di beberapa negara seperti Norwegia, Belanda, dan Republik Ceko, kemungkinan karena polusi nitrogen yang mengganggu ekosistem hutan. Kehadiran jamur ini sering dianggap sebagai indikator hutan tua yang kaya akan biodiversitas.

Manfaat dan Kegunaan

Meskipun tidak dapat dimakan karena rasa pahitnya yang ekstrem, Bleeding Tooth Fungus memiliki beberapa kegunaan menarik:

  • Pewarna Alami: Jamur ini sering dikeringkan untuk menghasilkan pewarna beige. Ketika dicampur dengan zat seperti tawas atau besi, warnanya dapat berubah menjadi biru atau hijau, menjadikannya populer di kalangan pengrajin tekstil.

  • Potensi Medis: Jamur ini mengandung atromentin, senyawa dengan sifat antikoagulan mirip heparin, yang dapat mencegah pembekuan darah. Atromentin juga memiliki sifat antibakteri dan antineoplastik (anti-kanker). Selain itu, jamur ini mengandung asam teleforik, yang sedang diteliti untuk potensi pengobatan penyakit Alzheimer.

  • Ekologi: Sebagai jamur ektomikoriza, Hydnellum peckii berperan penting dalam siklus nutrisi hutan dengan membantu pohon menyerap mineral dan mendekomposisi bahan organik. Jamur ini juga dikenal dapat mengakumulasi logam berat seperti cesium, yang membantu dalam siklus cesium-137 di tanah hutan.

Mitos dan Budaya Populer

Penampilan menyeramkan dari Bleeding Tooth Fungus telah menginspirasikan berbagai cerita dan karya seni. Beberapa orang mengaitkannya dengan mitos lokal, seperti pertanda buruk jika ditemukan di dekat rumah atau kemampuan menyebabkan mimpi buruk jika dikonsumsi, meskipun klaim ini tidak didukung secara ilmiah. Seniman seperti Georgia O’Keeffe bahkan terinspirasi oleh bentuk dan warna jamur ini, menggambarkannya seperti mulut berdarah dalam karya seninya.

Di media sosial, seperti yang terlihat di beberapa postingan di X, jamur ini sering disebut sebagai “fungi yang menyeramkan namun keren” karena penampilannya yang unik. Fotografer jamur dan penggemar alam sering membagikan gambar Hydnellum peckii untuk menunjukkan keajaiban alam yang aneh ini.

Fakta Menarik

  1. Nama “Strawberries and Cream” berasal dari kemiripan jamur muda dengan makanan penutup karena tetesan merah di atas permukaan putihnya.

  2. Cairan merah yang keluar bukan darah, melainkan sap yang mengandung pigmen atromentin, yang juga bertindak sebagai mekanisme pertahanan untuk mencegah hewan memakannya.

  3. Jamur ini bisa menyebar hingga 11 kaki di bawah tanah melalui miseliumnya, membentuk jaringan luas yang mendukung ekosistem hutan.

  4. Hydnellum peckii pertama kali didokumentasikan pada tahun 1913 oleh ahli mikologi Amerika Howard James Banker, yang menamakannya untuk menghormati Charles Horton Peck.

  5. Meskipun tidak beracun, rasa pahitnya begitu kuat sehingga bahkan setelah dikeringkan, jamur ini tetap tidak enak untuk dikonsumsi.

Bleeding Tooth Fungus (Hydnellum peckii) adalah contoh luar biasa dari keajaiban dan keanehan alam. Dengan penampilan yang menyerupai sesuatu dari film horor, jamur ini ternyata memiliki peran penting dalam ekosistem hutan dan potensi manfaat medis yang menjanjikan. Meskipun tidak cocok untuk dimakan, keunikan visual dan sifat ekologisnya menjadikannya subjek yang menarik bagi para peneliti, seniman, dan pecinta alam. Jika Anda menemukan jamur ini di hutan, nikmati keindahannya dari kejauhan, tapi jangan coba memakannya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *