nerdsprod.com – Pada Juli 1807, Napoleon Bonaparte—kaisar Prancis yang baru saja menandatangani Perjanjian Tilsit dan berada di puncak kekuasaannya—mengalami salah satu “kekalahan” paling memalukan dalam hidupnya: diserang oleh ratusan kelinci jinak. Insiden ini terjadi selama perburuan kelinci yang diatur oleh kepala stafnya, Alexandre Berthier, untuk merayakan perdamaian dengan Rusia. Alih-alih menjadi perburuan megah, acara itu berubah menjadi komedi absurd ketika kelinci-kelinci lapar menyerbu Napoleon dan rombongannya. Kisah ini, meski terdengar seperti lelucon, tercatat dalam memoar sejarah dan menjadi anekdot favorit tentang sisi manusiawi sang penakluk Eropa.
Latar Belakang: Perburuan untuk Rayakan Perdamaian
Setelah kemenangan gemilang di Friedland dan penandatanganan Perjanjian Tilsit pada 7-9 Juli 1807 dengan Tsar Alexander I, Napoleon ingin merayakan dengan perburuan kelinci—olahraga populer di kalangan bangsawan Eropa. Berthier, yang dikenal perfeksionis, mengatur segalanya dengan teliti: lokasi di dekat Istana Tilsit (sekarang Sovetsk, Rusia), undangan untuk para jenderal dan diplomat, serta ratusan kelinci yang dikumpulkan dari petani lokal.
Berthier memesan ribuan kelinci untuk memastikan perburuan berlimpah. Namun, kesalahan fatal terjadi: alih-alih kelinci liar yang biasa diburu, Berthier membeli kelinci jinak dari kandang peternakan. Kelinci-kelinci ini sudah terbiasa diberi makan oleh manusia dan tidak takut pada orang.
Insiden yang Terjadi: Dari Perburuan Menjadi Serangan Massal
Saat perburuan dimulai, kelinci-kelinci dilepaskan dari kandang. Napoleon dan rombongan bersenjata tongkat serta senapan mengharapkan kelinci lari ketakutan. Namun, yang terjadi sebaliknya: kelinci-kelinci lapar mengira para pria berpakaian mewah itu adalah pemberi makan. Ratusan kelinci berlarian langsung menuju Napoleon, memanjat kakinya, dan bahkan melompat ke mantelnya.
Napoleon awalnya tertawa, tapi situasi cepat tak terkendali. Kelinci datang dalam gelombang, memaksa kaisar mundur sambil memukul-mukul dengan tongkat. Para ajudan dan jenderal berusaha mengusir mereka, tapi kelinci terus berdatangan. Akhirnya, Napoleon terpaksa lari ke keretanya, diikuti kelinci yang melompat ke dalam kereta. Baru setelah kereta bergerak cepat, “serangan” berhenti.
Menurut saksi mata seperti Sekretaris Agung Louis Antoine Fauvelet de Bourrienne, Napoleon tampak terguncang dan berkata, “Ini benar-benar luar biasa!”
Makna dan Warisan Kisah Ini
Insiden kelinci menjadi anekdot populer yang menunjukkan sisi manusiawi Napoleon: seorang jenius militer yang menguasai Eropa bisa “dikalahkan” oleh hewan kecil jinak. Kisah ini sering digunakan untuk mengilustrasikan overconfidence atau kesalahan perencanaan, meski hanya kejadian kecil.
Di budaya populer, cerita ini diabadikan dalam kartun, meme, dan bahkan referensi di buku sejarah ringan. Beberapa sejarawan meragukan detailnya karena sumber utama berasal dari memoar yang ditulis bertahun-tahun kemudian, tapi kebanyakan menerima sebagai fakta lucu yang memang terjadi.
Napoleon Diserang Kelinci pada 1807 adalah pengingat bahwa sejarah tidak selalu tentang pertempuran besar—kadang, momen paling berkesan justru yang paling absurd. Dari kaisar tak terkalahkan hingga pelarian dari kelinci lapar, kisah ini tetap menghibur dan mengajarkan bahwa tak ada yang kebal dari kejutan tak terduga.
